Ad Code

Responsive Advertisement

Giwang Pemberian Emak

"Jual saja giwang emak, buat nambah biaya pemberangkatan suamimu ke Taiwan"

"Jangan Mak, itu satu-satunya kenangan dari Arab yang emak miliki"

"Ndak, apa-apa. Giwang itu buat kamu. Suamimu sudah lama menunggu, masa hanya karena uangnya kurang terus ndak jadi berangkat?"

"Jangan Mak, nanti aku ndak bisa ganti"

"Emakmu apa minta ganti, buat anak apa aja emak berikan"

"Tapi sayang Mak, kalau dijual" 

"Ndak apa-apa. Dulu cincinnya emak jual buat kursus komputer adikmu, dan ternyata adikmu bisa sukses karena sertifikat komputernya. Siapa tahu suamimu nanti bisa sukses karena giwang itu"

*Dan bendungan airmatapun jebol karena kata-kata emak itu*.


Emak saya adalah seorang mantan TKW Arab, yang pensiun pada tahun 2003. Hampir 9 tahun beliau berjuang di Arab untuk menopang ekonomi keluarga dan  untuk menyekolahkan saya dan adik saya. Karena perjuangan dimulai dari nol, belum punya rumah, anak yang masih kecil (saya kelas 5 SD, adik kelas 2 SD), maka tak banyak harta yang emak miliki meskipun beliau bekerja disana selama 9 tahun. Hanya ada rumah dan motor butut yang masih nampak di depan mata. Tabungan juga tidak punya, padahal waktu emak berhenti jadi TKW adik saya masih kelas 3 STM. 

Dulu emak terpaksa menjual cincin oleh-oleh dari Arab untuk biaya kursus komputer adik. Awalnya tidak ingin menjualnya,  karena adik bilang biaya kursusnya bisa dicicil. Kemudian emak pinjam uang ke arisan buat nyicil biaya kursus. Tapi sama adik malah disimpan di bawah bantal. Pas emak ganti sprei ketahuan kalau uangnya tidak dibayarkan. "Kenapa kok ndak dibayar?", tanya emak ke adik. "Nunggu genap aja baru dibayar mak", jawab adik. Emak ndak tega dan langsung pergi ke pasar jual cincinnya dan memberikan uangnya ke adik. "Kok punya uang mak? darimana?", tanya adik. Emak diam,  tidak mengaku kalau baru saja emak jual cincinnya. 

Emak tidak menyesal telah menjual cincinnya, karena kesuksesan adik berasal dari cincin itu. Makanya waktu itu emak ngotot mau menjual giwangnya untuk membantu suami saya. Tapi suami berhasil membujuk emak agar tidak menjual giwangnya. Dan alhamdulillah sampai hari ini giwang emak masih tersimpan rapi di tempatnya.

Tapi beberapa waktu lalu waktu kami bikin gawang, lagi-lagi emak menawarkan giwangnya untuk dijual. Kebetulan kayu yang kami punya, ukurannya tidak sesuai dengan gawang model sekarang. Tukangnya menyarankan, gawang depan beli kayu lagi biar  rumahnya lebih ciamik. Padahal dana yang kami siapkan cuma cukup buat bayar tukangnya saja. "Sudah, jual saja giwang emak buat nambah beli kayu. Biar dibikin sekalian gawang depannya", kata emak menawarkan bantuannya. Gemes banget sama emak, karena ingat lagi sama giwang itu. Kalau memang terpaksa harus jual perhiasan, saya khan juga punya? 
Ini gawang calon rumah kami yang belum lengkap, karena kayunya kurang.

Tapi saya menerima giwang itu, agar emak tidak kecewa "Baiklah, giwang ini aku terima mak. Giwang ini sudah jadi milikku jadi aku bebas mau apakan giwang ini. Mau aku simpan atau aku jual itu hakku. Oke?". Perjanjian dibuat dan emak setuju. 
Emak, anak,menantu, dan cucu. 4 wanita dalam keluarga kecil kami.

Saya tahu sebenarnya emak ingin sekali membantu anak-anaknya. Tapi apalah daya, emak tidak punya sesuatu yang bisa diberikan untuk kami. "Do'amu yang kuminta mak", itu yang selalu saya ucapkan ke emak. Karena saya yakin, do'a emak akan mempermudah jalan untuk mewujudkan impian-impian kami.

Meskipun secara materi emak memang tidak bisa membantu banyak, tapi emak dan bapak punya cara sendiri untuk membantu kami. Emak lebih memilih jualan rujak petis dan bapak jadi buruh tani, agar tidak membebani anak-anaknya. Beberapa orang tua lain mengeluh karena anak-anaknya ndak pernah kasih uang atau ndak pengertian sama orang tua, tapi emak malah malu dan merasa merepotkan kalau dikasih uang sama anaknya.

Sungguh sikap emak membuat saya malu, karena sampai hari ini saya belum bisa membahagiakan, belum bisa membalas jasa-jasa dan pengorbanan beliau. Yang ada malah saya selalu merepotkan beliau. Maafkan anakmu ini mak....Bapak.... yang belum bisa atau mungkin tidak akan bisa membalas semua yang engkau berikan kepada kami anak-anakmu. Semoga Emak dan bapak diberi umur panjang dan kesehatan agar kami bisa menikmati kebersamaan lebih lama. Amin....

Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Sejuta Kisah Ibu

Post a Comment

20 Comments

  1. Awwwh... jadi haru
    *mata berkaca-kaca.
    Makasih ya, udah berpartisipasi dalam GA Sejuta Kisah Ibu.
    Pantengin daftar pesertanya di sini: http://rosimeilani.com/2015/12/06/daftar-peserta-ga-sejuta-kisah-ibu/

    Btw, gawang itu maksudnya kusen pintu kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kusen pintu,jendela, kalau disini namanya gawang mbak :)

      Terima kasih mbak Rosi

      Delete
  2. Sampai kapanpun kita nggak akan pernah bisa membalas jasa-jasa beliau ya Tarry...

    Indahnya hati Emak..
    Semoga Emak sehat selalu ya, Tarry...
    Aamiin ya Rabbal 'aalamiin..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul Mbak, Dari kecil sampai Semarang apa aja dilakukan demi anak2nya :)

      Delete
  3. Tiada kasih yang tulus, hanya dari seorang ibu.
    salam hangat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak Een, sekarang sudah jadi ibu bisa merasakan sendiri :)

      Delete
  4. Saya baca ulang karena bingung sama giwang dan gawang :D
    Gawang itu pagar kah mbak?apa gimana?

    Semoga emak selalu diberi kesehatan yaa mbak :)
    Emak kelihatan bahagia sekali di foto diatas itu :")

    ReplyDelete
    Replies
    1. gawang itu kusen pintu/jendela, sudah saya kasih fotonya biar ndak bingung :).

      Foto diatas itu pertama kalinya lebaran sama menantu Mbak jadi lebih happy emaknya :)

      Delete
    2. Wkwkwkwk..salah fokus sayanya :D
      Iya, wajahnya emak cerah banget. Awet muda euy...
      ^_^

      Delete
  5. Wah jadi bingung gawang teh apaa.an mbak.e hhhee ^_^
    Semoga emak senantiasa ada dalam lindungan-Nya ya mbak..
    Salam kenal ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah saya kasih gambar gawangnya Mbak, biar ndak bingung :)

      Salam kenal kembali mbak rohma :)

      Delete
  6. walau sudah menikah seorang ibu teteap memperhatikan anaknya ya

    ReplyDelete
  7. Aku jg msh ngerepotin bu e, tp bkn mslh harta sih

    ReplyDelete
  8. Cerita tentang ibu tiada habisnya ya mbak :)

    Salam kenal dari Bogor, mbak ^^

    ReplyDelete
  9. Terharu membacanya mba.
    Salam kenal dari saya

    ReplyDelete
  10. kasih ibu memang luar biasa yah Mbak :)
    pengorbanannya tulus tanpa mengharapkan balasan apapun dari anak-anaknya karena bagi seorang ibu kebahagiaan anak adalah segalanya..

    ReplyDelete
  11. aamiin..semoga ibu diberi kesehataan bisa melihat kesuksesan anak2nya

    ReplyDelete
  12. :'(
    trus giwangnya diapain Mbak?

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya.

Ad Code

Responsive Advertisement