Ad Code

Responsive Advertisement

4 Kelebihan Mesin Dos Padi

Saat ini, petani di kampung saya sangat terbantu dengan adanya alat-alat canggih seperti mesin tanam padi dan juga mesin potong padi (biasa disebut dos). Untuk mesin potong padi ada 2 jenis, yang satu mesinnya turun ke sawah, baru saja dapat bantuan dari pemerintah kabupaten Madiun. Sedangkan yang satu tidak perlu turun ke sawah, milik orang Ngawi. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. 

Mesin dos padi yang dari Ngawi
Tapi kali ini saya mau membahas mesin dos yang dari Ngawi, karena sudah 2x panen menggunakan jasanya. Menurut saya mesin dos yang ini mempunyai 4 kelebihan
  1. Lebih Murah. Untuk satu kotak sawah (+/- 1400m2) kami cukup membayar Rp 450.000, dan tidak perlu memberi makanan apa-apa selain air. Kalau orang yang memanen harus memberi makanan dan pembagiannya 8:1, 8 kwintal pemilik sawah, 1 kwintal untuk pekerja. Kalau padinya bagus, biasa satu kotak dapat 1-1,2 ton. Jadi pakai mesin dos jauh lebih murah.
  2. Lebih cepat. Kemarin di tempat saya satu kotak lebih sedikit kurang lebih 1,5 jam padi sudah sampai rumah. Kalau orang yang memanen bisa memakan waktu 2 hari. 
  3. Padi bersih. Kalau pakai mesin ini, semua kotoran maupun padi gabuk mental terbawa angin. Saat menjemur, paling disapu satu kali sudah bersih dan setelah kering susutnya cuma sedikit. Tapi kalau panennya saat hujan malah sebaliknya, kotorannya ikut ngumpul jadi satu dengan padi. 
  4. Butuh pekerja lebih banyak. Karena mesin ini tidak bisa turun ke sawah, jadi butuh pekerja lebih banyak untuk potong dan angkat-angkat padi ke dekat mesin. Biasanya yang bekerja 50-75 orang yang semuanya didatangkan dari daerah Ngawi. Berati mesin ini telah memberikan lapangan pekerjaan untuk orang-orang yang membutuhkan ya. Kalau orang daerah saya jelas tidak akan mau, karena upahnya lebih murah.

pekerjanya banyak, mirip orang demo. :)

Itulah 4 kelebihan dari mesin dos padi ini, yang tentunya sangat menguntungkan bagi para pemilik sawah. Tapi ada sebagian orang yang merasa dirugikan dengan kehadiran mesin ini, karena mereka tidak akan mendapat padi (biasa kami sebut bawon) dari hasil panen. Sempat terjadi pro kontra juga waktu itu, tapi semua kembali kepada pemilik sawah masing-masing. Kalau mau cepet ya pakai mesin, kalau masih ada toleransi ya pakai tenaga tetangga.

Kalau saya pribadi, selama ada yang mau mengerjakan ya biar dikerjakan sama tetangga. Karena sudah jadi kebiasaan, setiap musim panen cari orang susah. Sedangkan kalau tidak segera dipanen padi bisa kering dan hasilnya kurang memuaskan. Jadi mesin ini bisa menjadi solusi tepat dan cepat bagi para petani. :)

Post a Comment

16 Comments

  1. Owh, akhir2 ini malah susah yah cari orang saat panen? Biasanya yang mengerjakan pada ke mana, Mbak? Apakah pada ke kota? Untung sudah ada mesin itu ya jadi terbantu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang bikin susah cari orang itu karna panennya bareng2, terus tenaganya terbatas, khan ndak semua orang kuat kerja begituan kak, jadi yang punya sawah harus antri :)

      Delete
  2. aku baru tahu kalo namanya mesin dos hehehe..di jombang,di daerahku kering mbak jadi panen duluan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Disini juga banyak yang kering, tapi bukan karna kurang air, tapi karna diserang hama. Padahal tinggal panen aja, tiba2 kering ndak bisa dipanen :(

      Delete
  3. ooh ternyata ada mesinnya ya mbak. Ada kelebihan tapi ada kerugian buat orang lain ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, sangat membantu sekali.
      Yang bikin kesel itu kalau padinya jelek pada ga mau berangkat giliran ada alat canggih pada protes :)

      Delete
  4. Senasib dengan di desa saya Mbak, nge_doa padi saat panen kudu waiting list, dftr dulu beberapa hari sebelumnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, makin jarang orang yang mau kerja sedangkan lahan yang harus dikerjakan banyak, itu masalah mbak Rie

      Delete
  5. Senasib dengan di desa saya Mbak, nge_doa padi saat panen kudu waiting list, dftr dulu beberapa hari sebelumnya.

    ReplyDelete
  6. kok lucu namanya mesin dos.. tadi pas baca judulnya kiran mesin untuk bikin dos wkwkkwkw....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nama aslinya sih ga tau mak, orang2 menyebutnya begitu hehe

      Delete
  7. Di Bandung udah jarang nemu sawah nih, mbak. Dilematis ya antara efisiensi dan memberdayakan tenaga manusia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di kota udah susah nemuin sawah ya mbak? Disini masih sangat luas meskipun sudah banyak yang dibangun ruko2.
      Tapi kalau ngandalin tenaga manusia aja juga kurang, jadi mau ga mau harus berpaling ke tenaga mesin :)

      Delete
  8. katanya sih emang sekarang susah cari orang buat ngurus sawah yaa....
    untung sudah banyak mesin2 canggih pengganti tenaga manusia

    ReplyDelete
  9. Iya mbak Reni, mungkin secara ekonomi banyak yang sudah mapan jadi pada ndak mau susah2 kerja di sawah. :)

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya.

Ad Code

Responsive Advertisement