Ad Code

Responsive Advertisement

Tips Menabung Ala Mantan TKI

Ketika saya dan suami memutuskan untuk berhenti menjadi TKI pada 11 november 2011, kami sudah memiliki tabungan yang lumayan dan juga sawah yang tak seberapa luas tapi tetap alhamdulillah. Awalnya kami sempat galau, mau digunakan untuk apa uang kami tersebut, usaha atau rumah dulu?. Kalau memilih keduanya, jelas tidak cukup. Kalau bikin rumah, biar dikira jadi TKI sukses tapi setelah rumah jadi pasti kami gigit jari. Ya sudah.... akhirnya kami simpan keinginan kami untuk memiliki rumah dan menggunakan uang tersebut untuk usaha.


Waktu itu suami ingin membeli mobil, tapi seseorang menyarankan untuk membeli mobil pick up saja, biar bisa buat kerja. Kalau mobil pribadi memang keren, tapi khan jarang-jarang ada orang membutuhkan. Akhirnya suami nurut dan mulai cari-cari mobil pick up second (kalau beli baru kemahalan). Alhamdulillah dapat, dan harganya separo lebih dari tabungan kami. Saya masih bisa senyum-senyum meskipun tabungan berkurang banyak.

Kemudian, ada seseorang yang menawari toko di tempat yang strategis, tapi berada diatas tanah milik dinas pengairan. Jadi kami hanya berhak memakai tidak berhak memiliki tanah tersebut. Setelah dipikir-pikir, dan harganya cocok akhirnya toko itu kami beli. Selain itu, kami juga membeli 2 motor second untuk wira wiri. Disinilah saya mulai was-was dengan isi tabungan saya yang makin menipis. Padahal masih butuh modal untuk buka toko dan rencananya kami mau buka deposito. 

Di tambah lagi, saya keguguran ketika usia kandungan baru 8 minggu. Ya sudah.... bertambah lagi pengeluaran kami. Sedangkan pemasukan tidak ada. Kami sempat stres, beberapa tahun menabung uang hasil keringat kami di luar negeri, tapi baru 2 bulan di Indonesia uang kami sudah hampir habis.

Saya jadi ingat kata-kata guru ngajinya suami "uang hasil kerja di luar negeri itu ibarat es. Dipakai ndak dipakai akhirnya akan habis juga, kecuali kalau dimasukkan kulkas lagi". Yang dimaksud kulkas itu, misalnya dibelikan sawah, tanah, atau barang yang menghasilkan uang. Dengan begitu uang kita akan aman.

Jadi....meskipun uang menipis, kami masih punya harapan untuk bisa menabung lagi, karena kami punya sawah, toko dan mobil pick up yang akan menjadi sumber penghasilan kami. "Ya sudahlah dek.... ndak usah dipikirin. Uang bisa kita kumpulkan lagi", begitu kata suami untuk menyemangati saya.

Akhirnya....dengan modal pas-pasan tanggal 8 februari 2012 kami membuka toko dan memulai mencari rejeki di negeri sendiri. Kami memulai lagi dari nol, mengumpulkan rupiah demi rupiah dengan penuh kesabaran dan kerja keras.

Alhamdulillah.... usaha kami membuahkan hasil, disaat banyak TKI yang kembali kerja ke luar negeri, kami tetap merasa nyaman di Indonesia. Disaat banyak TKI lain kebingungan karena kehabisan uang, Alhamdulillah kami malah bisa menabung untuk membangun rumah mewah (mepet sawah) kami. Banyak yang mengira, uang kami dari luar negeri masih banyak, padahal sudah habis sama sekali. :)

Inilah tips menabung ala kami yang mantan TKI, agar tak kembali kerja ke luar negeri:

  1.  Menabung di celengan seperti jaman dahulu. Kami punya 2 celengan, 1 celengan dari hasil toko yang saya simpan setiap hari antara 5ribu-20ribu dan 1 lagi celengan hasil dari mobil pick up suami yang nominalnya lebih besar. Celengan ini wajib diisi, sisanya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga biaya service kendaraan. 
    Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi banyak. (Dok pribadi)
  2.  Menabung di toko bangunan. Setiap uang yang terkumpul kami titipkan kepada teman yang memiliki toko bangunan untuk mencicil bahan bangunan. Karena harga barang makin lama makin mahal, sedangkan uang kami juga segitu-gitu aja.
  3. Ikut Arisan. Di kampung saya ada berbagai macam arisan, arisan bulanan yang dapatnya agak lumayan, mingguan, gula, minyak, dan mie instan. Selain arisan, ada tabungannya juga sebesar 5ribu/nama. Kalau ikut 2 atau berapa tinggal mengalikan saja dan hanya bisa diambil saat menjelang puasa atau lebaran. Jadi, saat lebaran tidak terlalu pusing mikirin pengeluaran tambahan.
  4. Menabung di bank, biasanya uang hasil panen kami bagi menjadi 3. Untuk ditabung di bank, untuk biaya sawah, dan untuk mencicil bahan bangunan. Tabungan yang di bank ini untuk jaga-jaga kalau ada pengeluaran yang lebih besar. Misalnya ada yang nawarin kayu murah, atau sawah tahunan. Kalau untuk beli sawah beneran, ngeri dengan harganya yang bisa sampai ratusan juta. Kalau sawah tahunan harganya antara 2juta-2,5juta/tahun. Lumayanlah kalau dihitung masih ada untung sedikit dan bisa buat nambah penghasilan. 
  5. Dan untuk ke depannya, kami ingin menyiapkan biaya pendidikan untuk anak dan juga tabungan jangka panjang untuk masa depan. Awalnya sempat bingung juga memilih tabungan apa yang pas untuk kami. Tapi sekarang ada cermati.com yang bisa memberikan solusi. Tinggal klak klik sana sini bisa mendapatkan informasi yang kita inginkan. 
  6. Berbagi, karena sebagian dari harta kita ada hak orang lain jadi kita tidak boleh melupakan itu. Kami percaya, berbagi itu tidak akan rugi, malah bisa melancarkan rejeki.
Itulah yang kami lakukan selama hampir 4 tahun pensiun jadi TKI. Beberapa teman bilang "ngomong aja enak, ngelakuin yang susah". Ya memang prakteknya susah tapi kalau kita konsisten insyaallah pasti bisa. Dan yang lebih penting lagi harus pandai-pandai bersyukur. Berapapun hasilnya, kalau kita syukuri pasti Allah akan menambah rejeki kita dan pastinya akan lebih berkah. Amin.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Share Tips Menabungmu Bersama Blog Emak Gaoel  dan Cermati

Post a Comment

12 Comments

  1. aku juga masih suka nabung di celengan mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi kalau di celengan godaannya lebih besar mbak lidya. Kalau butuh tangannya gatal mau bongkar aja ehehe

      Delete
  2. Poin nomer 6 mbak Tary.. saya siap menerima sedekahnya hehehe.. apa kabar Alfi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau buat uncle itu repot, sedikit ga enak, kalau sedekah banyak ntar Uang jajan Alfi berkurang ehehehe *alasan

      Alhamdulillah kabarnya Alfi sehat uncle....

      Delete
    2. wah maunya nyari jajanan nih buat sahur. tapi mbak Tary ora update.. ke rumah mbak Indah Nuria aja deh.

      sahuuuuur

      Delete
  3. menabung di celengan masih saya suka lakukan juga lho..kadang lumayan kalau sudah banyak, tidak terasa...dan setujuu banget dengan point 6, malah bisa berlipat ganda balasannya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak Indah.... jangan dilihat nominalnya yang kecil, tapi lihat hasilnya setelah beberapa bulan ya :)

      Delete
  4. Alhamdulillah, kalian berdua bijak sekali menata keuangan, insya Allah berkah dan dicukupkan, aamiin

    ReplyDelete
  5. wah tips yang realistis mbak. ibu saya dulu juga suka nabung di toko bahan bangunan. semen, batu bata, dll.

    boleh juga tuh mbak diposting khusus tentang nabung cara ini. soalnya saya belum punya rumah sendiri, biar ketularan, gitu ;-)

    ReplyDelete
  6. Wah... salut sama Mak Tarry. Tabungannya di banyak tempat. Aku cuma di bank aja. Itu pun sering jebol. Huhuhu.... kudu banyak belajar nih dari Mak Tarry.

    Btw, Mak Tarry, aku udah follow blognya, folbek blog www.niaharyanto.com dong. Hehehe... fakir follower nih :)

    ReplyDelete
  7. Waaah, boleh juga cermati dot com.
    makasih banyak ya, Mbak, atas tips2nya yang realistis dan penting.

    ReplyDelete
  8. Di sini clengan krg aman, entah knapa tau2 hilang mbak, jd ya kumpulin duit setor ke bank

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya.

Ad Code

Responsive Advertisement