Ad Code

Responsive Advertisement

SEPANJANG JALAN KENANGAN

Kulangkahkan kakiku keluar rumah. Menikmati udara kebebasan meskipun hanya sehari. Sendiri tak ada seorangpun yang menemani. Sengaja kuluangkan waktu ku hari ini hanya untuk mengenang seseorang yang pernah mewarnai hari2ku dulu. Ingin kurajut kembali tali persahabatan dengannya, yang sempat putus hampir 2 tahun. Tapi kurasakan berat sekali. Egoku masih terlalu tinggi untuk memulainya. Antara ego dan persahabatan mana yang harus aku pilih????

Aku hanya diam memikirkan 2 pilihan itu dan berjalan  menyusuri sepanjang jalan kenangan. Mencoba mengenang saat yang telah lalu. Saat kita berjalan di sepanjang jalan ini. Aku masih ingat, di bawah teriknya mentari aku mengajakmu berjalan. Tak kuhiraukan keluhanmu. Capek.... Panas..... Lapar..... Kapan sampainya???? masih berapa lama lagi???? Dan aku hanya bisa menjawab, "sebentar lagi sampai" dan itu terjadi ber ulang kali. Sebenarnya aku tak tega mendengar keluhanmu. Tapi mau gimana lagi????? Di sepanjang jalan ini yang ada hanya toko mebel, ga ada yang jualan makanan. Kalau ingat hal itu jadi senyum sendiri. hehehehe


Keraguan masih menghantui pikiranku. Aku masuk warung makan, dan pesan nasi goreng special di bungkus. Setelah dapat nasi goreng kesukaannya..... aku naik kereta bawah tanah (MTR). Stasiun demi stasiun telah ku lewati. Ragu itu masih ada, semakin dekat dengan tujuan semakin gemetar tubuh ini. Takut tak diterima... itu yang paling aku takutkan dari kemarin. Tapi hatiku berkata, niat baik pasti akan disambut dengan baik. Itu juga yang dikatakan temanku. Dengan modal nekad dan keyakinan, sampai juga aku di taman dekat rumahnya. Hanya diam membisu dan hanya mampu menatap atap rumahnya. Keadaan itu berlalu beberapa menit. Akhirnya..... aku beranikan diri call dia.

Hallo' siapa ini???? suara di seberang sana menjawab. Aku jawab pertanyaannya dan kusampaikan maksudku. Bukan sinis atau marah tapi malah kudengar tawanya karena ulah konyolku. Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba datang ke rumahnya tanpa memberi kabar. Bener-bener surprise buat dia. Bahagianya hatiku, Ternyata semuanya tak seburuk yang aku bayangkan. Aku hanya menakuti diri sendiri dengan negatif thinking. Dia tak memusuhi aku. Dia mau menerima kehadiranku. Dan kita pun bisa ngobrol tentang banyak hal layaknya sahabat lama yang lama tak bertemu. Hikz

Terima kasih Ya Allah.... KAU masih mengijinkan kami bersahabat. Meskipun sudah tak saling menyapa, tapi setidaknya aku tahu kalau dia sudah memaafkanku. Bibirnya tersenyum..... Tapi tak tahu bagaimana dengan hatinya. Aku tak peduli lah..... Yang penting aku sudah bisa memperbaiki persahabatan ini...... hehehehe


Post a Comment

0 Comments

Ad Code

Responsive Advertisement