Ad Code

Responsive Advertisement

6 Hal Yang Harus Dipikirkan Sebelum Jadi TKW di Hong Kong

Saat ini, semakin banyak wanita-wanita muda dan juga ibu rumah tangga yang tergiur untuk menjadi TKW di luar negeri. Karena gajinya besar, dan wanita cenderung lebih mudah prosesnya dibanding laki-laki. Selain biaya pemberangkatannya gratis, calon TKW diberi pesangon dari Perusahaan Jasa Tenaga Kerja (PJTKI) kurang lebih 2 juta atau tergantung PJTKInya.



Gratis disini maksudnya hanya gratis saat prosesnya, toh sampai di negara tujuan tetap harus bayar dengan sistem potong gaji. Sedangkan laki-laki,  harus bayar belasan juta dulu meskipun  ada potong gaji setelah sampai di negara tujuan. Kalau tidak punya uang ya tidak bisa berangkat, kecuali nekad cari pinjaman sana sini. Itupun belum pasti bisa berangkat karena ada calon TKI yang tertipu calo nakal seperti yang dialami suami saya.

Baca : Ada berkah di balik penipuan

Sampai saat ini, negara tujuan favorit adalah Taiwan, Hong Kong dan Singapura. Negara yang mayoritas penduduknya non muslim dan makan daging b*bi. Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk menjadi TKW di salah satu negara tersebut, lebih baik pikirkan hal-hal yang mungkin tidak kita sukai akan terjadi disana. Diantaranya sebagai berikut :

1. Dilarang sholat.
Ada sebagian majikan yang tidak mengijinkan TKWnya sholat, karena ada yang beranggapan kalau sholatnya orang muslim bisa bikin seret rejeki mereka.

Pengalaman saya di 4 majikan, hanya majikan terakhir yang mengijinkan saya sholat asalkan tidak ketahuan nenek asuhan saya. Bahkan saya diijinkan ikut sholat id setiap tahunnya.

Baca : Sholat Idul Fitri di Victoria Park

2. Dilarang puasa.
Menurut mereka, puasa itu bisa bikin orang sakit, ga kuat kerja, atau bahkan bisa mati. Kalau sudah sakit atau ga bisa kerja khan bisa berabe urusannya? Apalagi kalau sampai mati, bisa bangkrut mereka karena harus mengeluarkan uang puluhan ribu dollar untuk biaya.

Meskipun di majikan pertama dan kedua saya dilarang puasa, tapi saya tetap bisa puasa karena kalau siang  hanya saya yang ada di rumah. Sedangkan majikan ke 3 dan 4, saya bisa bebas berpuasa, bahkan setiap makan sahur nenek bangunin saya.

Baca : Cerita Ramadhan di Negeri orang

3. Memasak daging b*bi
B*bi sudah jadi semacam makanan pokok bagi mereka. Hampir setiap hari menu b*bi selalu ada. Hari ini untuk soup, besok dimasak sama sayur, besoknya lagi dibikin crispy, lusa di steam, dan begitu seterusnya. Rasanya belum sempat kita mensucikan diri eh harus pegang lagi dan lagi.

Memang sich kita tidak makan, tapi alat masak dan alat makan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan b*bi toh. Kalau sudah begitu, kita tidak tahu apa yang kita makan termasuk halal atau tidak.

4.Memelihara anjing
Tahu khan kalau anjing itu salah satu binatang najis, dimana kalau kita sampai terkena air liurnya harus mensucikan diri dengan mandi 7 kali. Nah sebagian majikan Hong Kong ada yang memelihara anjing salah satunya majikan terakhir saya.

Kadang dalam kontrak kerja tidak menyebutkan kalau harus memelihara anjing. Tapi biasanya dari pihak PJTKI menanyakan takut anjing atau tidak? *Kalau takut anjing nanti dapat majikan lama lho*. Pokoknya kita itu seperti tidak mempunyai pilihan. Kalau sudah teken kontrak ya harus siap dengan apa yang akan terjadi di negara tujuan nanti.
Saya takut dan jijik sama anjing tapi lama-lama jadi terbiasa *Foto kenangan waktu saya mau pulang Indonesia*


5. Baby sitter = Pembantu Multi talenta
Di dalam kontrak kerja kadang disebutkan menjadi baby sitter atau old baby sitter. Tapi percayalah kalau pada prakteknya kita jadi pembantu multi talenta. Tugas kita disana tidak hanya ngurus baby saja tapi juga nyapu ngepel, ngosek WC, masak, belanja, dll.  Kecuali majikannya orang kaya raya yang satu rumah TKW nya ada beberapa orang dan tiap TKW punya tugasnya masing-masing

Kalau majikan pengertian sich akan maklum kalau rumah kotor yang penting anak terurus. Kalau majikan galak, jangan harap akan mendapat kata maklum. Yang ada hanya perfect dalam segala hal, anak beres kerjaan juga beres.

Baca : Menjadi Old Baby Sitter

Ada TKW yang terlalu cerdas, sehingga tidak terima ketika di kontrak kerja tertulis sebagai baby sitter tapi disana dipekerjakan sebagai inem. Dia keukeuh minta pulang dan setelah kerja selama 27 hari, majikan mengijinkan dia pulang ke Indonesia padahal belum bayar potongan gaji. Kalau sudah begitu siapa yang rugi?

6. Dilarang libur tiap minggu
PJTKI biasanya memberi iming-iming gaji besar, tiap minggu dan public holiday libur agar calon TKW tergiur untuk pergi kesana. Kalau tidak libur nanti diganti uang, lumayan khan bisa nambah uang jajan.

Memang sich, aturan disana seperti itu tapi pada kenyataannya tidak semua majikan memberikan semua jatah libur kita. Ada juga yang tidak mau mengganti uang libur kalau misalnya  kita harus lembur.

Saya 8 tahun disana cuma dapat jatah libur 2x dan hanya majikan terakhir yang mau mengganti uang libur, itupun hanya 2x. Meskipun dalam satu bulan ada banyak tanggal merah tetap saja saya dapat 2x libur dan 2x uang lembur.

Ada beberapa teman yang membodohkan sikap saya "hey kamu udah lama disini kok mau dikasih jatah libur 2x?". Saya hanya senyum saja. Toh majikan saya baik dan dengan banyak libur sama saja dengan pemborosan, karena sekali libur tidak cukup HK$100.

Itulah 6 hal  yang harus dipikirkan matang-matang sebelum memutuskan menjadi TKW di negara non muslim. Jangan hanya mikir gaji 6 juta lebih, jalan-jalan, libur tiap minggu layaknya abdi negara, dan yang enak-enak aja.

Karena majikan itu tidak sama. Kalau si anu bisa facebookan 24 jam, si ino bisa naik gunung setiap minggu, si inem bisa ikut pengajian setiap libur, saya dulu  bisa rajin ngeblog dibanding sekarang, ya jangan dijadikan tolok ukur. Profesi boleh sama tapi nasib setiap orang itu berbeda-beda.

Sedih rasanya waktu dengar ada tetangga yang pulang ke Indonesia gara-gara tidak boleh sholat dan harus pegang daging b*bi. Namanya juga negara non muslim, jadi harus siap menjalani kemungkinan- kemungkinan yang tidak kita inginkan. Kalau ingin bekerja dan pasti bisa beribadah ya kerja ke negara Arab aja. Biar kata gaji jauh lebih rendah insyaallah lebih berkah. Tapi ya tetap ada tapinya.... Tahu sendiri khan bagaimana nasib beberapa TKW di Arab.

Semua tergantung nasib. Jadi tetap harus semangat. :)


Post a Comment

28 Comments

  1. Wah, ada larangan puasa ya, mba? Kalo nemu tuan yang bisa diajak kompromi pasti bersyukur banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bersyukur banget kalau kebetuan dapat majikan baik :)

      Delete
  2. kalau Australia, NZ gimana mbak? kabarnya ke sana juga sedang marak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada keponakan dari suami kerja di Canada biayanya mahaaaal tapi kerja di restoran jadi chefnya.

      Kayaknya memang sudah mulai banyak yang melirik negara2 british Mbak, gajinya berlipat je

      Delete
  3. wah jadi harus dari awal ya tahu majikannya mengizinkan sholat atau ga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasanya ga ada pemberitahuan dari awal Mbak, jadi apapun yang terjadi harus dijalani

      Delete
    2. Telat nih Mbak...

      Jadi klo emang gak boleh ibadah (sholat), kita bener2 gak boleh sama sekali.

      Delete
  4. kebetulan ada adek ipar mertua yang jadi TKW di Hongkong Mbak Tarry, majikannya pengertian banget, tapi akhirnya dia memilih pulang karena kangen sama anaknya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sebenarnya masih banyak majikan baik hanya saja keberuntungan berpihak pada kita atau ga. Saya sendiri 3 dari 4 majikan ga pengertian sama sekali :)

      Delete
  5. Duh ngeri ya mbak. Belum pernah jadi di TKW di Arab Saudi kah mba? Atau kejauhan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emak saya yang tkw Arab Mbak, tapi alhamdulillah dapat majikan baik

      Delete
  6. ah, memang sih bagaimanapun kita kan kerja di negara orang , artinya ya harus tunduk dengan aturannya. jadi paling baik ya cari kerja yang bisa mengakomodasi keperluan kita spt solat, puasa dll

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mbak, gaji besar tapi ada sesuatu yang (kadang) harus kita korbankan yaitu ibadah.

      Delete
  7. Jadi gak selamanya cerita nikmat ya, Mbak. Segala sesuatu harus dipertimbangkan terlebih dahulu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, dibalik keindahan hong Kong ada segumpal kesedihan karena tidak bisa bebas beribadah *tsah bahasanya* :)

      Delete
  8. Wah benar-benar membuka wawasan.. jadi tau suka duka nya TKW di negeri seberang.. salut sama Mba Tarry :)

    ReplyDelete
  9. Sangat mencerahkan Mbak. Membuka banyak mata, bahwa jadi TKW tak segegap gempita yg terlihat di facebook TKW. Yang maju biasanya yg pandai menyiasati waktu, pandai menyimpan keluh, dan yang pasti, kebetulan punya majikan yang baik. Itu pun masih tidak bebas dari keluhan. Kita saja yg tidak tahu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gegap gempita di sosmednya tkw itu bisa jadi salah satu cara untuk menyembunyikan keluh kesahnya Mbak :)

      Delete
  10. Sungguh, 6 hal penting itu patut dipertimbangkan jika akan jadi TKW di sana ya, Mbak. Pengalaman yang seperti ini memang sangat penting untuk di-share.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul pak. Karena hal2 itu yang kadang bikin hasil keringat kita kurang berkah dan habisnya lebih mudah

      Delete
  11. Baca ini saya malah salah fokus. Jadi ingat jaman-jaman mbak Tarry masih di sana. Terus pas udah mau pulang ke Indonesia ada ngadain GA gitu hadiahnya oleh-oleh dari Hongkong. Aih..seseruan kita para peserta bikin postingan \^^/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya saya juga ingat, kenal sampean sudah sejak saya di hong Kong mbak. Kenalnya sih mahmud (mamahmuda) hehe

      Delete
  12. mbak Tarry madiun mana? aku di jalan thamrin klegen loooo
    wah kalo mudik bisa kopdaran dong

    ReplyDelete
  13. Ngebaca dan sekilas keliatan kalo mbaknya ini cekatan, tegas tak tek tak tek kalo kata orang Jawa.
    Pengalaman hidup kita yang menempa seberapa sering kita bersyukur kepadaNya, tfs mba Tarry :)

    ReplyDelete
  14. Pastilah tidak akan pernah mudah hidup di sebuah negara yang berbeda budaya dengan kita. Kadangkala kita hanya bisa berpasrah kepada Yang Maha Kuasa dan memohon ampunan.

    Hanya setidaknya menjadi TKW di Hongkong setidaknya masih lebih layak dibandingkan banyak yang menjadi Pembantu Rumah Tangga di negeri sendiri yang kadang jadi lebih mirip budak dibandingkan aissten rumah tangga. Tidak mengenal libur dan gajinya di bawah UMR

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya.

Ad Code

Responsive Advertisement