Ad Code

Responsive Advertisement

Impianku Membangun Rumah Mewah (Mepet Sawah)

Setelah menikah, saya dan suami mempunyai impian untuk membangun rumah dari hasil keringat sendiri. Kebetulan setelah menikah, saya kembali bekerja menjadi TKW di Hong Kong. Dan tak lama setelah keberangkatan saya ke Hong Kong, suami juga berangkat kerja ke Taiwan. Dengan bekerja di luar negeri, impian untuk memiliki rumah sendiri rasanya akan mudah kami wujudkan. Kami sama-sama menyisihkan gaji kami dalam satu rekening atas nama saya.

Tapi impian tersebut akhirnya menguap begitu saja ketika emak tak memberi restu kepada kami. "Rumah emakmu ini siapa yang menempati kalau kamu bangun rumah sendiri?, Lagian biaya untuk membangun rumah itu mahal, mendingan buat modal usaha", nasihat emak panjang lebar dan itu membuat pendirian saya mulai goyah. Tapi tidak begitu dengan suami, beliau tetap ngotot pingin bangun rumah sendiri.



Pertengkaran kecil sering terjadi kalau kami membahas masalah ini.  Tapi setelah saya menjelaskan dengan penuh cinta dan kesabaran, akhirnya hati suami luluh juga. Sebagai gantinya, kami menggunakan sebagian uang kami untuk membeli sawah. Investasi jangka panjang yang tidak akan berkurang nilainya tapi malah bisa bertambah dan terus bertambah.

Sampai akhirnya, 11 Nopember 2011 kami pulang ke Indonesia dan memutuskan untuk pensiun jadi TKI. Karena kami tidak jadi bangun rumah, kami menggunakan tabungan kami untuk membeli mobil pick up untuk angkut-angkut barang dan toko kecil yang berdiri diatas tanah milik dinas pengairan. Yach... meskipun kami hanya berhak menempati dan tidak berhak memiliki tapi setidaknya kami bisa memulai usaha kami di toko tersebut.

Butuh kesabaran dan juga kerja keras ketika memulai usaha kami. Kami yang biasa mendapatkan gaji 4-5juta sebulan, tiba-tiba harus bersabar mengumpulkan uang yang nilainya jauh lebih kecil dari gaji kami di luar negeri. Namun berkat kesabaran, usaha, doa, tempat yang strategis dan juga teman yang banyak, toko kami mulai banyak pelanggan. Juga ada beberapa perusahaan kayu dan beton yang memanfaatkan mobil pick up suami untuk kirim-kirim barang.

Selain itu, 4 bulan sekali kami bisa menikmati hasil panen dari sawah kami sendiri dan juga sawah yang kami beli tahunan. Alhamdulillah.... meskipun penghasilan kami sedikit-sedikit tapi kalau dari beberapa sumber, insyaallah lebih dari cukup untuk menghidupi keluarga kecil kami.

Hingga akhirnya.... januari 2014 keinginan untuk memiliki rumah sendiri muncul lagi. Mengingat toko yang kami tempati bukan hak milik kami, sehingga kami bertekad untuk membangun rumah sendiri sekalian tokonya. Jadi kalau sewaktu-waktu dinas pengairan meminta kembali tanahnya, kami sudah memiliki toko sendiri.

Kebetulan, tanah di depan rumah mertua yang saat ini ditanami padi masih lumayan luas dan kami meminta ijin untuk membangun rumah disana. Jadi, nanti kami akan membangun rumah mewah alias mepet sawah. Mertua menyambut gembira keinginan kami, karena ketiga anaknya jauh-jauh dan sudah memiliki rumah sendiri. Sedangkan emak? Awalnya tidak mengijinkan, karena saya satu-satunya harapan untuk menemani beliau. Tapi akhirnya beliau memberi restu kepada kami.

Membangun rumah, sebenarnya bukan hal yang mudah. Apalagi harga bahan-bahan bangunan semakin menggila saja mahalnya, sedangkan penghasilan kami tidak menentu. Tapi kami tak mau bermimpi terlalu tinggi. Kami tak mau melihat rumah-rumah megah hasil dari bekerja di luar negeri. Yang kami lihat, kakak ipar yang hanya pekerja di perusahaan beton saja bisa, tetangga yang bekerja sebagai satpam saja bisa. Masa kami ndak bisa? Itu yang memotivasi kami untuk bisa membangun rumah sendiri.

Ketika keinginan kami kuat dan restu kedua orang tua kami dapat, alhamdulillah Allah pun memberi kemudahan. Selalu ada saja rejeki yang datangnya tak kami sangka-sangka. Yach meskipun rejeki itu bukan hanya berupa uang, seperti tanah hurug yang bisa kami dapatkan dengan cuma-cuma, kayu yang bisa kami beli dengan harga murah dan juga seorang teman yang mau dititipi uang untuk mencicil bahan bangunan. Harga sekarang, tapi ambilnya barang nanti kalau sudah mau mulai bangun rumah.

Dan untuk menambah penghasilan, suami mengurus sawahnya sendiri. Mulai dari mencangkul, memupuk, mengobat hama dll semua beliau kerjakan sendiri dengan dibantu bapak mertua. Sebelumnya suami males-malesan kalau disuruh ke sawah, mendingan bayar orang. Tapi sekarang, lebih baik buat jajan anaknya daripada buat bayar orang. :)

Disanalah rumah kami akan berdiri

Itulah cara kami untuk mewujudkan mimpi memiliki rumah sendiri. Mengumpulkan uang sedikit demi sedikit kemudian mencicil bahan-bahan bangunan sesuai kemampuan kami. Karena kami tahu, harga-harga makin hari makin mahal sedangkan uang kami tak akan bertambah nilainya. Itulah alasan kami menabung bahan bangunan, bukan menabung uang.

Jadi teringat, emak pernah marah dan merasa terhina ketika ada orang yang bilang "Anakmu pulang dari luar negeri kok ndak bangun rumah malah beli toko. Apa nanti bisa bangun rumah?". Siapa sangka hinaan mereka berbuah do'a dari emak untuk saya dan adik saya. Beberapa bulan lalu, adik sudah menempati rumah barunya, sedangkan saya dan suami... insyaallah 2017 akan segera mewujudkan mimpi kami untuk memiliki rumah sendiri.

 Dan yang lebih amazing.... ibu mertua yang mempunyai penyakit darah tinggi, sudah tidak pernah kambuh lagi sejak kami berniat membangun rumah di depan beliau. Saya yakin, do'a-do'a 2 wanita hebat itu dan juga do'a bapak akan mempermudah jalan kami. Semoga, Allah selalu memberi kesehatan dan umur panjang kepada beliau agar selalu mendo'akan kami dan bisa menyaksikan rumah mewah (mepet sawah) kami berdiri. Amin....

Program OMOB
Postingan ini diikutsertakan dalam #evrinaspGiveaway: Wujudkan Impian Mu

Post a Comment

12 Comments

  1. Semoga terwujud ya mbak..rumah barunya jg bs membawa keberkahan bwt keluarga mbak nantinya

    ReplyDelete
  2. Amin, semoga cepat terwujud keinginannya ya Mbak.
    Apa kabar ?

    ReplyDelete
  3. Semoga mimpinya terwujud ya mbak amin :)

    ReplyDelete
  4. Amin... semoga impianmbak dan suami dimudahkan berkat doa orangtua ya mbak.. Rumah dekat sawah itu pasti sejuk karena banyak angin ya mbak..

    ReplyDelete
  5. Kami sekeluarga di Pontianakjugaendoakan agar segera terkabul doanya ya. Amin ya Rabbal Alamiinnnnnn

    ReplyDelete
  6. wah asik bgt dirumah sambil mandangin sawah...

    Moga terwujud ya impiannya

    ReplyDelete
  7. Rmh sawahmu deket kali gak mbak?? Ntar buat tingkat hihi


    smoga terwujud yaaa

    ReplyDelete
  8. Semoga cepat terwujud ya mak. Salam kenal
    Akuratu.blogspot.com

    ReplyDelete
  9. semoga keinginannya terwujud ya mbak

    ReplyDelete
  10. wah kantor saya juga mewah mbak, adem bener di sana, kalau rumah di kampung aja. in syaa Allah akan terwujud mak, karena rejeki orang yang membangun rumah itu ada aja datangnya

    terimakasih sudah berpartisipasi dalam GA Wujudkan impian mu, salam hangat dari bogor

    ReplyDelete
  11. semoga segera terwujud rumah MeWah-nya..

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya.

Ad Code

Responsive Advertisement