Ad Code

Responsive Advertisement

Dari Arab Sampai Ke Hong Kong

Posting yang lalu saya sudah bercerita tentang Vava, TKW yang Gagal Jadi TKW. Dan kali ini saya akan bercerita tentang kakak keponakan saya sendiri. Seorang TKW yang belum bisa jadi TKW sukses meskipun sudah berkelana dari Arab Saudi, Abu Dabbi dan saat ini jadi TKW Hong Kong.

Mbak misiyatun atau biasa dipanggil Situn, adalah seorang wanita lulusan SD yang dari kecil sudah terbiasa kerja keras untuk membantu ekonomi keluarga. Mbak Situn mengawali kariernya sebagai pembantu rumah tangga di kota dengan gaji beberapa puluh ribu rupiah. Dari gajinya yang tak seberapa itu, Mbak Situn bisa membantu membiayai hidup keluarganya yang terdiri dari nenek, bapak, ibu, 2 adek dan 1 keponakan (anak almarhum kakaknya).


Setelah Beberapa tahun jadi pembantu rumah tangga di kota, tiba-tiba ada keinginan pergi keluar negeri. Dan Arab Saudi yang jadi tujuannya. Beberapa tahun di Arab, tak ada perubahan fantastic dengan ekonomi keluarganya. Maklum gaji di Arab waktu itu (belum krismon) sekitar 1,2 juta. Tapi kedua adeknya bisa menyelesaikan pendidikan sampai SMA dan bisa memperbaiki rumah orang tuanya.

Dari Arab Saudi, sempat pindah kerja di Abu Dabbi. Hingga akhirnya, mbak situn menemukan jodohnya. Masih satu kampung dan yang aneh, suaminya yang seorang pegawai lapangan di telkom itu adalah orang yang dia benci (dulu). Tapi yang namanya jodoh tak akan lari kemana. Mereka menikah dan Mbak Situn pergi lagi ke Abu Dabbi. 2 tahun disana, pulang membawa uang yang cukup buat membangun rumah mungil di atas tanah warisan milik suaminya.

Dan kebahagiaan mereka seakan lengkap dengan tumbuhnya benih cinta di perut mbak Situn. Tak ada yang istimewa saat masa kehamilan. Namun masalah datang saat bayi yang sudah waktunya lahir itu tidak juga mau keluar. Setelah menginap di rumah bersalin seorang bidan hampir 2 hari, mbak Situn dibawa ke Rumah Sakit Umum Madiun. Berbagai usaha telah dilakukan, tapi sang bayi juga tak mau keluar. 

Akhirnya dokter memutuskan untuk operasi Cesar. Di saat darurat seperti itu, pihak rumah sakit masih menanyakan punya uang 6 juta untuk biaya melahirkan apa ga??? "Apakah kalau tidak ada uang 6 juta bayi itu tidak akan dikeluarkan???". Astagfirllah....Dokter yang seharusnya jadi penolong terpaksa bertindak kejam karena terikat oleh aturan-aturan. 

Paklik saya yang waktu itu ada di rumah sakit, tanpa pikir panjang lebar menyanggupi biaya operasi yang sekian juta itu. Padahal saat itu tidak pegang uang sama sekali. Setelah ada persetujuan dari keluarga, operasi segera dilakukan dan bayi munguil laki-laki lahir dengan selamat. Alhamdulillah..... dan keluargapun mencari pinjaman uang. Mungkin rejekinya si bayi, dengan mudahnya paklik saya mendapat pinjaman uang dari saudara. Dan administrasi  rumah sakit bisa terselesaikan.

Waktupun terus berlalu, setelah sang bayi mulai beranjak besar. Mbak Situn terpaksa meninggalkannya pergi ke Abu Dabbi lagi. Selain demi masa depan anaknya, Mbak Situn juga ingin melengkapi rumah mungil mereka yang saat itu belum dipoles dan masih kosong blong. Beberapa tahun disana, Mbak Situn pulang. Dan rumahnya sudah dipoles layaknya rumah-rumah yang lain. Tapi namanya orang kalau sudah biasa di luar negeri, apalagi hasil kerja di luar negeri tidak di manage dengan baik dan hanya mengandalkan gaji suami rasanya kok tidak cukup.

Mbak Situn pun mulai kaya cacing kepanasan pingin kembali ke luar negeri lagi. Tapi saya bilang, jangan ke Arab lagi. Kalau memang mau kerja lagi ke Hong Kong saja, gajinya lebih banyak. Awalnya Mbak Situn takut, "kalau nunggu lama bagaimana?? Kalau ga bisa bahasanya bagaimana??? Kalau begini begitu dll". Tapi saya meyakinkannya, "kamu pasti bisa dengan bekal bahasa Inggrismu (yang amburadul)" dan saya memberikan alamat PT milik salah satu agen di Hong Kong kepadanya.

Akhirnya, dengan modal ga yakin tadi, sekarang mbak Situn sudah jadi TKW Hong Kong dan telah menyelesaikan kontrak pertamanya dengan gaji full padahal perjanjian awal gajinya underpay (separo). Mbak Situn yang  waktu baru datang ke Hong Kong dikatain tol*l oleh agennya itu sekarang jadi TKW kesayangan meskipun selalu bertengkar dengan nenek (mertuanya mom). Dan diminta nambah kontrak lagi untuk merawat anak majikan yang saat ini berumur 3 tahun dan bayi berumur 1 tahun. Dan Insyaallah, nopember tahun ini juga cuti untuk merayakan ulang tahun anaknya yang ke 10. Yach, bocah yang dulu saya gendong masih merah itu sekarang sudah kelas 4 SD. Makin terasa kalau saya ini tua hihihi.

Banyak diantara kita termasuk saya, takut menghadapi sesuatu yang baru. Merasa tidak mampu, tidak bisa, tidak yakin, atau apalah yang membuat kita tidak percaya diri dan mengaku kalah sebelum mencoba. Padahal kalau kita mau mencoba dan sungguh-sungguh, kita pasti bisa. Seperti halnya mbak Situn yang tadinya merasa tidak mampu untuk jadi TKW Hong Kong ternyata juga bisa dan saat ini sudah menguasai bahasa Cantonis meskipun masih kurang lancar. "Lebih baik jadi orang gagal, daripada tidak pernah gagal karena tidak pernah melakukan apa-apa".

 Mbak Misiyatun 34 tahun, yang seakan tak pernah lelah mengais rejeki di negeri orang. Demi masa depan buah hatinya.

 Novit Andreas Pratama, putra semata wayangnya dan juga keponakan tersayang saya. Yang dari lahir sampai sekarang (kadang-kadang) selalu menghabiskan uang untuk berobat. Bocah 10 tahun ini kekebalan tubuhnya kurang baik sehingga akrab dengan penyakit, sampai ganti nama segala. Tapi alhamdulillah semakin besar semakin membaik. Meskipun penyakitan, bocah ini cerdas sekali. Dan beberapa bulan yang  lalu dibelikan seperangkat komputer (second hand) sebagai hadiah atas kecerdasannya. Semoga jadi anak sholeh,  berguna bagi keluarga dan bangsa amiiin.


Post a Comment

31 Comments

  1. Amiiiiin.
    Selamat anda dapat pertamax 20 liter haha

    Mesti ronda iki yak xixixi

    ReplyDelete
  2. kisah yang menginspirasi mbak.maaf beberapa hari ini aku kurang semangat ngeblog mbak :) jadi baru bisa BW hari ini

    ReplyDelete
  3. Mbak lidya@ pantesan ga keliatan sliweran hehe

    ReplyDelete
  4. kalo di prosentasekan tkw yg berhasil dan tdk skitr brp persen y mbk tarry..hehe sok nnanya nih

    ReplyDelete
  5. Berhasil dlm hal apa dl? Kalo berhasil pny rmh rmh, sawah, anak bs kuliah, mobil mewah dll itu bnyk. Tp kalo berhasil dlm bidang usaha prosentasinya kecil hehe

    ReplyDelete
  6. Amiin, smg saja. Bs memulai usaha di indonesia

    ReplyDelete
  7. amiinnn.. semoga putranya mewarisi kegigihan bundanya.. sehingga bisa menjadi orang yang dapat membanggakan keluarga nantinya..

    ReplyDelete
  8. Andre@ amiin, smg demikian :)

    Mbak fanny@ hebat dan nrimo hehe

    ReplyDelete
  9. hmm..kisah yang sangat menginspirasi, intinya jangan menyerah kepada hal yang belum pernah kita lakukan,,semoga Novit Andreas Pratama menjadi anak yang dibanggakan dan diinginkan orang tua..AMIN

    ReplyDelete
  10. Semoga diharapkan bisa menjadi kenyataan walau berliku untuk mewujudkannya,tapi saya salut pengorbanan dari ibu kepada anaknya yang tidak ada habisnya
    Inilah pahlawan sesungguhnya yang sering kita abaikan kehadiaran

    ReplyDelete
  11. Kang sofyan@ iya betul, jgn blng ga bs sblm mencoba hehe

    Andy@ iya betul, keberadaan pahlawan yg sering terabaikan hehemencoba hehe

    Andy@ iya betul, keberadaan pahlawan yg

    ReplyDelete
  12. Beuh, perjuangannya hebat..
    apalagi bisa keliling2 beberapa negar gitu..
    kapan ya saya bisa melancong ke Hong Kong.. (_ _")

    salamkenal!

    ReplyDelete
  13. semoga perjuangannya diberi balasan yg setimpal oleh Allah swt. amiin

    ReplyDelete
  14. salut buat mbak Situn atas kegigihannya.. buat adik Novit semoga bisa menjadi anak soleh yang berbakti sama orang tuanya.. Kalau besar jadi blogger yo le, biar nanti bisa nulis cerita perjuangannya tante Tarry

    ReplyDelete
  15. mungkin secara kasat mata banyak orang menyebutnya tidak sukses
    tapi aku yakin.... Mbak situn itu tabungan pahalanya jauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh lebih besar dibanding tabungan pahalaku Mbak...

    ReplyDelete
  16. lebih baik gagal daripada tidak pernah mencoba mbak yah :)

    ReplyDelete
  17. Fier@ jgn kalah ama mbak situn yg lulusan SD donk hehe

    Nurlaila@ amiin smg demikian.

    Mas lozz@ hihi ceritane bls dendam donk. Smoga jd blogger jg xixi

    ReplyDelete
  18. Mbak elsa@ mungkin saja begitu ya hehe

    R10@ iyap betul, jgn menyerah sblm mencoba hehe

    Mabruri@ smg kita bs mencontoh smngt dan ketegaran mbak situn. Amiin

    ReplyDelete
  19. sungguh pantang menyerah ya..hebat!
    pulang nanti pasti membawa segumpal kerinduan yang menggebu tuk bertemu suami dan sang buah hati..:)

    ReplyDelete
  20. hebat TKW memang orang2 yang hebat :)

    salut deh buat yang berani jadi TKW
    saya sendiri aja takut

    ReplyDelete
  21. perjuangan sampai meninggalkan anak ya mbak Tary

    ReplyDelete
  22. salut deh sama mereka2 yg bekerja di luar negeri.. Semoga para TKW, TKI di luar sana diselalu di lindungi oleh Allah Swt :)

    ReplyDelete
  23. Wach Mbak Situ itu seumuran aku ya... Semoga nanda Novit jadi anak yang sholeh, Aamiin...

    Betul Mbak, aku setuju sekali itu, jangan pernah takut gagal sebelum mencoba ;) Teruskan perjuangan ;)

    ReplyDelete
  24. Lia@ iya, seorang wanita yg mau menerima keadaan tanpa nuntut macam2 hehe

    Mbak Ketty@ bener mbak, tp musti balik HK lg :)

    Mbak Hani@ yg seperti itu bnyk, hanya orang2 yg berani saja yg bisa keluar negeri hehe

    ReplyDelete
  25. Mbak Ami@ Meninggalkan anak, suami dan keluarga hehe

    Mas Eel@ Amiiiin, terima kasih doa'anya :)

    Mbak Yunda@ masa iya seumuran mbak?? :).
    Gagal itu biasa ya mbak?? Makanya ga usah takut xixixi

    ReplyDelete
  26. kalau begitu smoga mbak tarry prosentase berhasilnya kelak buka usaha ya, mbak,,hehe

    ReplyDelete
  27. Inspiratif banget kak :)
    TKW emang pahlawan keluarga dan negara.
    salut..

    ReplyDelete
  28. membuktikan bahwa ketidakmampuan bisa dihilangkan dengan belajar dan berusaha ya,... thanks for sharing, Tarry... :-D

    ReplyDelete
  29. Mbak Katty, saya baca ini kok berkaca, yah? Bertahun2 di negara orang gak dapet materai yang terlihat. Tapi banyak yang saya dapat, terutama pengetahuan.

    Tapi tetep kalah dari materi :D

    ReplyDelete
  30. Huaaa terharuuu bacanya...
    Semoga si Novit tetap semangat~ :D

    ReplyDelete
  31. Amiin, perjuanagan yang luar biasa dan menjadi cremin bagi siapa saja (terutama diri saya sendiri) agar tetap semangat dalam hiudp ini. Semoga novit menjadi anak sehat, cerdas dan sholeh:)

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya.

Ad Code

Responsive Advertisement