Ad Code

Responsive Advertisement

GALI LUBANG TUTUP LUBANG

Gali lubang tutup lubang begitu orang biasa menyebut HUTANG. Tanggal tua gali lubang untuk mencukupi kebutuhan, dan tanggal muda tutup lubang bayar hutang. Tapi di jaman modern sekarang ini, sepertinya bukan hanya orang  dari  kelas menengah ke bawah saja yang gali lubang. Orang menengah keatas juga bisa gali lubang. Bahkan, semakin tinggi kedudukan seseorang makin besar pula hutang mereka. Salah satu contohnya KARTU KREDIT yang bisa di pakai oleh orang-orang kaya. Kelihatannya wah tinggal gesek bisa membayar sejumlah uang yang harus di bayar. Tanpa sadar, sebenarnya mereka sedang menggali lubang hanya saja tertutup rapi dengan selembar kartu kredit.


Sekarang ini makin banyak bermunculan BANK atau TOKO yang sengaja menyediakan kredit bagi mereka yang membutuhkan barang ataupun uang secara kredit  dengan bunga ringan menggiurkan. Banyak yang terbuai untuk datang dan hutang disana demi memenuhi hasratnya. Meskipun apa yang diinginkan kadang-kadang bukan sesuatu yang sangat di butuhkan. Ada yang bilang "dengan kredit apa yang diinginkan segera bisa terwujud, kalau nabung sedikit demi sedikit uang malah susah ngumpulnya". Itu pendapat sebagian orang.

Mungkin tidak ada larangan untuk gali lubang, tapi alangkah baiknya kalau sebelum gali lubang kita lihat kemampuan diri. Kira-kira mampu atau tidak kita menutup lubang yang kita gali. Jangan sampai lubang yang kita gali memendam kita sendiri karena tidak mampu menutupnya. Selama apa yang kita  inginkan bisa di nomor duakan lebih baik kita pending dulu. Nomor satukan apa yang kita butuhkan. Jangan menuruti hawa nafsu, hasrat ingin memiliki tanpa melihat kemampuan diri. Akhirnya kita sendiri yang repot, dikejar-kejar tukang kredit. Niatnya membahagiakan orang yang kita sayangi tapi malah menyusahkan mereka karena harus ikut memikirkan masalah kita.

So, syukuri apa yang diberikan oleh ALLAH untuk kita. Meskipun sedikit kalau kita bersyukur akan menjadi nikmat yang luar biasa. Jangan memandang orang lain bisa memiliki apa, kita pun ikut-ikutan ingin memilikinya. Orang itu bisanya hanya memandang, kita memandang orang lain hidup enak begitu juga sebaliknya. Padahal mereka yang kita anggap bahagia memiliki segalanya belum tentu mereka benar-benar bahagia. Bisa jadi mereka iri melihat kita. Seperti pepatah mengatakan "rumput tetangga jauh lebih indah daripada rumput sendiri". Hidup kita, hanya kita yang bisa menentukan bukan orang lain. Yang penting kita mau berusaha dan berdo'a. Ingat ALLAH tidak pernah tidur. ^_^ GBU.

Post a Comment

0 Comments

Ad Code

Responsive Advertisement